BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehidupan
seseorang tidak akan pernah bisa terlepas dari uang untuk memenuhi
kebutuhannya. Uang yang digunakan dapat berupa uang logam atau uang kertas
tergantung dari keperluan transaksi. Namun tidak semua orang mengetahui awal
mula terbentuknya uang yang mereka pakai dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh
karena itu, akan dibahas mengenai perkembangan munculnya uang emas dan perak
kususnya yang ada di Indonesia. Dengan harapan kita dapat mengetahui
perkembangan uang emas dan perak yang ada di Indonesia, sehingga kita tidak
hanya bisa memakainya saja namun juga mengetahui sejarah perkembangan uang di
negara kita.
Melihat
sejarah penemuan emas hingga emas pada jaman kerajaan di bumi Nusantara ini
sangatlah jelas emas mempunyai peranan yang sangat penting sebagai simbol
kekuasaan, kekuatan, kemakmuran dan kekayaan suatu kerajaan. Tak hanya saat
ini, sampai dunia ini kiamat kemungkinan besar emas masih merupakan logam mulia
yang memegang peranan penting koin emas kuno akan semakin mahal nilainya. Di
indonesia uang logam sudah dipergunakan sebagai alat transaksi sejak
zaman-zaman kerajaan dibuktikan dengan keberadaan uang logam yang bernama uang
kepeng.dan pada zaman modern masih digunakan. Sejak
kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang
logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru
berbahan bimetal.
Dalam
ilmu kimia, logam mulia adalah logam yang tahan terhadap korosi maupun
oksidasi. Contoh logam mulia adalah emas, perak dan platina. Umumnya
logam-logam mulia memiliki harga yang tinggi, karena sifatnya yang langka dan
tahan korosi. Logam mulia sangat sukar bereaksi dengan asam. Sekalipun begitu,
sebagian logam mulia (misalnya emas) dapat dilarutkan dalam akua regia, yaitu
campuran pekat dari asam nitrat dan asam klorida. Semua logam mulia merupakan
anggota dari logam transisi.
Logam mulia biasa digunakan sebagai perhiasan dan mata uang (emas, perak), bahan tahan karat (stainless) seperti lapisan perak, ataupun katalis (misalnya platina).
Logam mulia biasa digunakan sebagai perhiasan dan mata uang (emas, perak), bahan tahan karat (stainless) seperti lapisan perak, ataupun katalis (misalnya platina).
1.2
Rumusan Masalah
a.
Kapan emas dan perak ditemukan dan
digunakan sebagai alat pembayaran ?
b.
Apa
yang menyebabkan emas dan perak dapat menyelesaikan problematika mata uang?
c.
Mengapa emas dan perak digunakan sebagai
alat pembayaran ?
1.3
Manfaat dan Tujuan
a.
Untuk mengetahui sejarah penggunaan emas
dan perak sebagai alat pembayaran.
b.
Untuk mengetahui manfaat emas dan perak dalam penyelesaian problematika
mata uang.
c.
Untuk mengetahui penggunaan emas dan
perak sebagai alat pembayaran yang sah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Perkembangan Emas dan Perak
2.1.1 Sejarah Perkembangan Emas
·
Awal Penemuan Emas
Emas, logam
mulia yang disukai semua orang diduga pertama kali ditemukan sekitar 4000 SM di
sebuah peradaban di Eropa Timur. Saat itu diduga emas mulai digunakan sebagai
bahan perhiasan. Kemungkinan besar emas ditambang dari Pegunungan Alpen
Transilvania atau di Gunung Pangaion di Thrace, Bulgaria.
Penggunaan
emas sebagai barang perhiasan juga ditemukan di Sumeria, Irak Selatan sekitar
tahun 3000 SM. Pada tahun 2500 SM, di Abydos Mesir - ditemukan berbagai macam
perhiasan terbuat dari emas pada makam Raja Zer - dinasti pertama Mesir. Pada
tahun 1500 SM, Mesir sudah dianggap sebagai bangsa sangat kaya karena emasnya,
bahkan koin emas berukuran 11,3 gram yang dikenal sebagai Shekel sudah
dijadikan standard alat tukar perdagangan internasional.
Tak kalah
menariknya bangsa Babilon menggunakan api sebagai cara untuk menguji kadar emas
suatu perhiasan pada tahun 1350 SM. Sementara itu, bangsa Mesir menemukan cara
memperpanjang umur emas dengan memasukkan emas pada suatu daun pada tahun 1200
SM. Kala itu mereka juga sudah mencoba mencampur emas dengan logam lain untuk
meningkatkan kekerasan emas dan memberikan variasi warna. Mereka juga menemukan
teknik penggunaan lilin untuk pembuatan perhiasan emas.
Sekitar
tahun 1091 SM, koin kecil terbuat dari emas berbentuk persegi digunakan sebagai
mata uang di daerah China. Pada tahun 560 SM, koin-koin pertama terbuat dari
emas murni telah digunakan di Lydia, sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah
Turki. Di bawah ini gambar salah satu koin emas yang digunakan di Lydia:
Sejak masa
Alexander The Great (tahun 344 SM) emas digunakan sebagai lambang kejayaan atau
kekuasaan. Alexander The Great menaklukkan dunia dari daratan Yunani, Laut
Tengah, Mesir, Asia Minor, Persia hingga India Utara. Namanya diabadikan
menjadi nama salah satu kota di Mesir yaitu Alexandria atau Iskandariyah. Pada
saat menaklukkan Persia, Alexander The Great mengerahkan 41.000 pasukannya
untuk mendapatkan lebih dari 50 ton emas.
·
Emas pada Jaman Kerajaan Nusantara
Emas pada
Jaman Sriwijaya
Dalam bahasa
Sansekerta, Sriwijaya, "Sri" berarti "bercahaya" dan
"wijaya" berarti "kemenangan". Sriwijaya adalah kerajaan
besar di abad ke-7 yang menguasai hampir seluruh kerajaan-kerajaan di Asia
Tenggara. Wilayah kekuasaan Sriwijaya mulai dari Sumatera, Jawa, Semenanjung
Malaya, Thailand Selatan, Kamboja hingga Vietnam Selatan. Pendeta dari Tiongkok
I-tsing yg melakukan perjalanan ke Sumatera pada tahun 671 melaporkan bahwa
Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha dan pengunjung yang datang ke
pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan.
Pulau
Sumatera pada masa Sriwijaya disebut sebagai "Swarna dwipa" atau bumi
emas karena kekayaan emas yang terkandung di bumi Sumatera. Saat itu kerajaan
Melayu sangat kaya raya karena kekayaan emasnya. Tak heran Sriwijaya kemudian
menaklukkan kerajaan Melayu sehingga Sriwijaya kemudian sangat kaya raya karena
emasnya. Berbagai peninggalan emas ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian,
Jambi antara lain arca emas Avalokitecvara yang bergaya Malayu-Sriwijaya dan
berbagai peninggalan lainnya yang terbuat dari emas.
Emas pada
Jaman Kerajaan Mataram Kuno
Pada masa
kerajaan Mataram Kuno emas juga merupakan simbol kemakmuran negara. Berbagai
peninggalan kerajaan seperti mahkota yang terbuat dari emas ditemukan di
wilayah Prambanan Klaten. Selain itu di bulan Agustus 2010 kita dikejutkan
dengan raibnya koleksi perhiasan emas kerajaan Mataram Kuno di musium
Sonobudoyo Jogja.
Selain berbagai macam arca, mahkota
dan perhiasan emas ternyata kerajaan Mataram Kuno juga mempunyai mata uang koin
emas sekitar tahun 850/860 Masehi. Koin-koin berbahan emas tersebut adalah:
1.
Masa (Ma), berat 2.40 gram
2.
Atak, berat 1.20 gram
3.
Kupang (Ku), berat 0.60 gram
4.
½ Kupang (0.30 gram)
5.
Saga (0,119 gram).
Koin-join emas ini sangat kecil
dengan satuan terbesar (Masa) hanya berukuran 6 x 6/7 mm saja.
Emas pada
Masa Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Seperti
halnya kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, tradisi mengagungkan emas sebagai
lambang kekuasaan dan kemakmuran juga terjadi pada masa kerajaan Jenggala.
Kerajaan Jenggala merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pada masa ini
koin-koin emas mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya dari berbentuk
kotak menjadi agak bundar. Pada saat itu karena uang kepeng Cina sangat banyak
beredar, akhirnya dipakai secara resmi sebagai alat pembayaran, menggantikan
secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.
Emas pada
Masa Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
Kerajaan
Samudra Pasai di wilayah Aceh merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia (
tahun 1267). Hal ini didasarkan berita Marcopolo (tahun 1292); Ibnu Batutah
(abad 13) dan batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297) yang
merupakan Raja pertama Samudra Pasai. Selama 3 abad Samudra Pasai sangat maju
dalam perdagangan internasionalnya. Saat itu kerajaan mengekspor lada, sutra,
kapur barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Sebagai bandar
dagang yang maju, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat
pembayaran. Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya
dicetak oleh Sultan Muhammad (1297-1326). Mata uang terbuat dari emas ini
disebut Dirham atau Mas. Ukurannya kecil berdiameter 10-11 mm dan mempunyai berat
0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang
sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Pada hampir
semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar "Malik az-Zahir" atau
"Malik at-Tahir".
Emas pada
Masa Kerajaan Majapahit
Salah satu
kerajaan terbesar di Nusantara adalah Majapahit. Menurut kakawin
Negarakertagama (1365) karya empu Prapanca, wilayah kekuasaan Majapahit
meliputi Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Filipina selatan,
Maluku, Nusa Tenggara hinga Papua. Catatan yang berasal dari Italia mengenai
Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo
Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone".
Ia menyebutkan bahwa istana raja Majapahit sangat mewah dan mengagumkan, penuh
bersepuh emas! Selain koin kepeng, penggunaan koin emas sebesar biji jangung
juga mulai marak di jaman Majapahit. Mata uang emas yang banyak ditemukan di
situs Majapahit, kebanyakan berupa uang "Ma", (singkatan dari māsa)
dalam huruf Nagari atau terkadang dalam huruf Jawa Kuno. Selain "Ma"
ditemukan juga koin emas satuan tahil, yang diawali dengan tulisan
"ta" dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki
berat antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain uang
"Ma" masih ada beberapa mata uang emas berbentuk segiempat, ½ atau ¼
lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Hal ini
seperti dilaporkan oleh Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di
Jawa (Majapahit) orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai
mata uang.
Koin emas
pada jaman Majapahit
Melihat sejarah penemuan emas hingga emas pada jaman
kerajaan di bumi Nusantara ini sangatlah jelas emas mempunyai peranan yang
sangat penting sebagai simbol kekuasaan, kekuatan, kemakmuran dan kekayaan
suatu kerajaan. Tak hanya saat ini, sampai dunia ini kiamat kemungkinan besar
emas masih merupakan logam mulia yang memegang peranan penting koin emas kuno
akan semakin mahal nilainya. Di indonesia uang logam sudah dipergunakan sebagai
alat transaksi sejak zaman-zaman kerajaan dibuktikan dengan keberadaan uang
logam yang bernama uang kepeng.dan pada zaman modern masih digunakan. Sejak
kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang
logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru
berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia memiliki 15 jenis pecahan dari
yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar 1000 rupiah.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Perak
Perak telah digunakan selama bertahun-tahun
sebagai baik sepadan pertukaran dan dekorasi dimulai dengan peradaban kuno.
Sementara, perak digunakan jauh lebih awal untuk perhiasan, pedagang
Mesopotamia perak dikumpulkan dalam pertukaran barang mereka sedini 700 SM Koin
perak dan sejarah yang terkait dengan mereka telah memainkan peran ekonomi
kunci dalam pengembangan dan pertumbuhan peradaban sejak penggunaannya di Babel
dan Suriah. Nilai Silver berasal dari kelangkaan. Sementara, tidak jarang
sebagai logam mulia lainnya seperti emas atau platinum, kelangkaannya
dibandingkan dengan logam lain seperti tembaga dan bijih besi membuat perak
bullion logam ideal untuk digunakan dalam mata uang. Sementara itu akan menodai
dari waktu ke waktu, daya tahan sebagai logam membuatnya ideal sebagai mata
uang abadi yang dapat dipertukarkan dari orang ke orang selama bertahun-tahun.
Ada banyak peradaban kuno
yang dikenal untuk produksi koin perak mereka.. Koin Cina dianggap untuk usia
mereka dan dikenal menjadi beberapa koin perak tertua yang tersedia. Mereka
sering menggambarkan berbagai gambar kaisar dan dapat diidentifikasi sesuai
dengan dinasti. Koin perak Yunani dikenal sebagai tangan digiling dan memiliki
desain yang rumit banyak pada mereka. Koin ini hanya diproduksi dalam abad pertama
orang Romawi mulai produksi koin perak sekitar 200 SM dan mereka dimodelkan
metode mereka setelah pembuat koin Yunani. Suatu fakta yang menarik tentang
koin Romawi adalah mereka tidak pernah bisa menggambarkan wajah seseorang yang
masih hidup. Koin perak Islam dihasilkan setelah abad ke-7, ini termasuk Kekaisaran Ottoman.
Banyak penguasa beberapa koin yang dihasilkan selama masa pemerintahan mereka
sehingga berbagai macam gaya dapat dilihat dalam koin.
Penemuan Dunia Baru pada
tahun 1492 adalah anugerah untuk Eropa dalam hal produksi perak.. Deposito
utama perak ditemukan di Meksiko, Bolivia, dan Peru, dan masih ditambang saat
ini. Pertambangan dan produksi perak begitu luar biasa pada waktu itu
diperkirakan bahwa 25% dari pasokan perak dunia tersedia saat ini adalah
tambang di periode 1492-1770. Ini adalah jumlah mengesankan pertambangan
mengingat teknologi yang tersedia saat ini ditambah dengan kenyataan yang
terutama deposito dekat dengan permukaan dipanen.
Koin perak membantu Amerika
membangun ekonominya. Amerika Serikat pada tahun 1792 tetap harga perak dalam
kaitannya dengan emas dan menjadikannya bagian dari mata uang negara. Model
harga tetap ekonomi berarti bahwa nilai perak dapat dengan mudah dihitung dan
tidak ada perlu khawatir tentang nilai bervariasi untuk perak sebagai di pasar
saat ini. The American Eagle Dolar Perak itu dicetak dari masa ini sampai
adalah penghentian di tahun 1965.
Perak Hari ini ditambang
sebagai produk sampingan dari logam lainnya. Pertambangan perak ekstrak dari
emas, seng, timah, dan tambang tembaga. Program daur ulang juga ada untuk
mengisi sumber perak. Pada tahun 1986 US Mint mulai memproduksi Dolar Amerika
Elang Perak lagi untuk kolektor koin. Silver masih luas dianggap sebagai logam
mulia dan dianggap sebagai komoditas investasi yang besar oleh banyak orang.
2.2 Manfaat Emas dan Perak dalam
Penyelesaian Problematika Mata Uang
Kaedah emas dan perak merupakan satu-satunya (sistem mata
uang) yang mampu menyelesaikan problematika mata uang, menghilangkan inflasi besar-besaran
yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang dan
stabilitas nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagangan
internasional. Hal itu karena sistem emas dan perak memiliki keistimewaan
ekonomi yang sangat banyak, di antaranya:
1. Emas dan perak adalah barang yang
proses (eksplorasi dan produksinya) mengharuskan adanya penelitian, memerlukan
eksplorasinya, dan karena adanya permintaan sebagai pembayaran atas
barang-barang dan jasa. Membekali dunia dengan mata uang (yang benar-benar
intrinsiknya berharga-peny), bukan karena belas kasihan negara-negara penjajah
seperti yang terjadi dalam sistem uang kertas biasa, dimana mereka mampu
mengatasinya dengan menyalurkan uang ke pasar-pasar sekehendaknya, melalui
cetakan (uang) tambahan setiap kali bermaksud memperbaiki neraca keuangan dan
pembayaran dengan negara-negara lain.
2. Sistem emas dan perak tidak menyebabkan dunia mengalami kelebihan (mata
uang) secara tiba-tiba dengan bertambahnya peredaran mata uang, seperti yang biasa
terjadi pada mata uang kertas. Ini karena mata uang (emas dan perak) bersifat
tetap dan stabil, serta makin bertambah kepercayaannya.
3. Sistem emas dan perak dapat menjaga neraca keuangan dengan memperbaiki
defisit neraca pembayaran internasional, dan perkara lain yang terkait tanpa
campur tangan bank sentral. Seperti yang terjadi dewasa ini dengan intervensi
(bank sentral) setiap kali nilai tukar tidak stabil diantara mata uang asing.
Apabila (neraca) pendapatan bertambah dari barang-barang ekspor, hal ini akan
meningkatkan pendapatan dari negara-negara lain berupa mata uang negara. Dan
ini berarti akan meningkatkan arus masuk emas dan perak dari luar negeri.
Akibatnya harga-harga di dalam negeri menjadi turun. Barang-barang produk dalam
negeri menjadi lebih murah dibandingkan barang-barang impor. Pada akhirnya akan
menurunkan volume barang-barang impor. Benar, negara merasa khawatir mengalami
kekurangan cadangan emas dan perak jika defisit neraca pembayaran terus
berlangsung. Dalam sistem uang kertas permasalahan ini ditanggulangi dengan
cara mencetak uang kertas baru, setiap kali terjadi defisit neraca pembayaran.
Sebab, tidak ada syarat (yang mengikat) untuk menerbitkan (uang kertas baru).
Dan hal ini mengakibatkan semakin bertambah besarnya inflasi, serta menurunnya
kekuatan (nilai) daya beli mata uang. Sedangkan di dalam sistem emas dan perak,
negara tidak mungkin memperbanyaknya dengan menerbitkan mata uang kertas
(baru), selama uang kertas (yang ada) mampu menukarnya menjadi emas dan perak
dengan harga tertentu. Karena negara khawatir bahwa memperbanyak (mata uang)
dengan menerbitkan (mata uang baru) akan meningkatkan permintaan akan emas,
sementara negara tidak mampu menghadapi permintaan ini. Dan jika tidak (mampu
dipenuhi) akan terjadi pelarian emas ke luar negeri. Hal ini berujung pada
berkurangnya cadangan emas dan perak.
4. Emas sebagai satu-satunya mata uang
(negara Khilafah) mengakibatkan negara-negara lain tidak dapat mengontrol mata
uangnya. Hal ini membawa keistimewaan yang luar biasa pada jumlah mata uangnya.
Karena mata uang di negara (Khilafah) bisa mencukupi kebutuhan pasar akan mata
uang yang beredar, tanpa melihat lagi apakah jumlahnya banyak atau sedikit.
Barang-barang secara keseluruhan mengambil nilai tukar dengan mata uang. Dan
bertambahnya produksi barang-barang berakibat turunnya harga barang-barang
tersebut. Dalam sistem mata uang kertas, fenomena ini tidak bisa meningkatkan
(nilai) mata uang, malahan akan menurunkan nilai beli dari mata uang. Dan ini
menyebabkan inflasi. Berdasarkan hal ini jelas bahwa sistem emas dan perak
tidak menyebabkan inflasi. Berbeda dengan sistem mata uang kertas yang makin
bertambah keterbatasannya.
5. Sistem emas dan perak akan
memperlancar nilai tukar di antara mata uang asing dengan stabil. Karena setiap
mata uang asing diukur dengan satuan tertentu dari emas dan perak. Dengan
demikian dunia secara keseluruhan akan memiliki mata uang tunggal yang hakiki
dari emas atau perak, walaupun mata uangnya berbeda-beda. Dunia akan menjalani
perdagangan bebas, kelancaran peredaran barang dan harta di berbagai negara di
seluruh dunia, kesulitan-kesulitan dengan pecahan uang dan mata uang berkurang.
Hal ini mampu memajukan perdagangan internasional. Para pedagang tidak lagi
khawatir dengan meluasnya perdagangan luar negeri, karena nilai tukar (mata
uang) stabil.
6. Sistem emas dan perak mampu
memelihara kekayaan emas dan perak setiap negara. Tidak akan terjadi pelarian
emas dan perak dari suatu negeri ke negeri lainnya. Negara tidak memerlukan
alat kontrol untuk menjaga (cadangan) emas dan peraknya, karena kedua jenis
uang itu (emas dan perak) tidak akan berpindah kecuali untuk pembayaran (harga)
barang atau upah para pekerja.
2.3 Emas dan Perak Digunakan sebagai Alat
Pembayaran
2.3.1 Alasan Digunakannya Emas sebagai Alat
Pembayaran
·
Perak semakin hilang, Emas relatif
tetap.
Pada skala industri, perak dianggap
bukan sebagai logam mulia. Dengan kemajuan teknologi, aplikasi perak digunakan
pada bidang yang sangat luas (industri, elektronik, perhiasan, kesehatan,
militer) dan permintaan perak dari tahun ke tahun terus naik. Logam perak
dicampur dengan logam lain untuk keperluan industri, jadi saat didaur ulang
dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memurnikan/mengambil peraknya saja,
terlebih sifat perak yang mudah menyusut sehingga jarang perak hasil industri
yang di daur ulang. Bila penggunaan perak ini terus meningkat maka di masa
depan perak akan menjadi logam pertama yang akan habis. Berbeda dengan emas,
penggunaan emas sangat kecil dalam bidang industri. Emas disimpan sebagai
barang berharga (perhiasan) dan sifatnya lebih stabil. Walaupun emas 10 kali
lebih langka dari perak saat ditambang namun di masa mendatang tidak mustahil
perak 10 kali lebih bernilai daripada emas.
·
Bullish
Emas lebih populer dibanding Bullish Perak
Dimana-mana media melaporkan harga
emas terus meroket, sementara perak seperti diabaikan, padahal kenaikan perak
jauh lebih seram dibanding emas.(silakan googling) Perak baru diexpose dimedia
saat harganya jatuh. Hal ini membuat banyak orang yang masih takut untuk
berinvestasi di perak. Padahal saat ini perak harganya masih terjangkau
masyarakat luas. Perak merupakan emasnya orang miskin.
2.3.2 Alasan Digunakannya Perak sebagai Alat
Pembayaran
·
Inflasi
Inflasi atau ialah menurunnya nilai
uang terhadap barang dan jasa dikarenakan jumlah uang yang beredar meningkat.
Untuk membeli sebuah sepeda motor pada tahun 1996 sebesar Rp.5juta. Saat ini
untuk membeli sepeda motor yang sama membutuhkan uang sebesar Rp.15juta.
Berarti telah terjadi inflasi sebesar 300%.
Mengapa uang kertas terkena
inflasi, karena uang kertas dicetak tanpa batas (kebijakan politik atau
ekonomi) dan tanpa dijamin oleh ketersediaan emas (misal 1 troy ounce emas
senilai uang kertas $20). Sedangkan logam mulia bersifat kebal inflasi,
dikarenakan memiliki nilai intrinsik (nilai bahan), jumlahnya terbatas dan
tidak dapat diperbaharui (suatu saat logam akan habis ditambang/digunakan).
Bila pada tahun 1996 uang sebesar
Rp.5juta tersebut dibelikan logam mulia, dan saat ini logam mulia tersebut
dijual dan dibelikan sepeda motor, pasti kita akan mendapatkan kelebihan atau keuntungan.
Uang yang disimpan di bank baik tabungan atau deposito disamping terkena
inflasi masih dipotong dengan biaya administrasi, pajak (untuk deposito). Logam
mulia merupakan “Hedging” atau pagar pengaman dari inflasi dan “Safe Heaven”
atau tempat berlindung yang aman dari kekacauan ekonomi, politik.
·
Harga emas yang terus
melambung (Bullish)
Harga emas diperkirakan akan naik
dan akan membentuk grafik eksponen, bukan lagi linier atau parabolic. Bila
harga emas yang sudah terlalu tinggi akan memaksa investor yg tidak bisa lagi
membeli (misal seorang karyawan, kenaikan harga emas tidak diikuti dengan
kenaikan gaji) akan mencari alternatif pengganti media investasi mereka, yup,
media yang ane maksud adalah perak. Saat ini emas telah diatas Rp.520.000,- per
gram (ada yg meramalkan harga akan menembus satu juta per gram) sedangkan perak
batangan lokal masih dibawah Rp.20.000,- per gram. Bagi agan yg sudah
berkeluarga, tanpa perlu diskusi dengan istri bisa saja membeli perak 25 gram,
hal yg berbeda bila kita membeli emas 25 gram.
·
Rasio (perbandingan) nilai antara
emas dan perak saat ini sangat besar.
Saat ini perbandingan nilai antara
emas dan perak sekitar 1:50, sedangkan rasio zaman Rasulullah antara dinar dan
dirham sebesar 1:10 dan 1:12, artinya saat ini harga perak masih sangat-sangat
murah dibandingkan emas, bila nanti emas harganya selangit perak pasti akan
mengikuti dengan kenaikan yang mengerikan, ada yang bilang “Buy frickin silver
in any shape or form while it is cheap, because silver is the investment of the
decade.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.
Penemuan
Emas dan Perak serta digunakannya sebagai alat pembayaran
1. Emas pada Jaman Sriwijaya
2. Emas pada Jaman
Kerajaan Mataram Kuno
3. Emas pada Masa Kerajaan Jenggala
(1042-1130 M)
4. Emas pada Masa Kerajaan Samudra
Pasai (1297 M)
5. Emas pada Masa Kerajaan Majapahit
b.
Manfaat
Emas dan Perak dalam penyelesaian problematika mata uang
1. Emas dan perak adalah barang yang proses (eksplorasi dan
produksinya) mengharuskan adanya penelitian, memerlukan eksplorasinya, dan
karena adanya permintaan sebagai pembayaran atas barang-barang dan jasa.
2. Sistem emas dan perak dapat menjaga
neraca keuangan dengan memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional, dan
perkara lain yang terkait tanpa campur tangan bank sentral.
3. Emas sebagai satu-satunya mata uang
(negara Khilafah) mengakibatkan negara-negara lain tidak dapat mengontrol mata
uangnya.
c.
Emas
dan Perak digunakan sebagai alat pembayaran
·
Alasan
digunakannya emas sebagai alat pembayaran
1.
Perak semakin hilang, Emas relatif tetap.
2.
Bullish Emas lebih populer dibanding
Bullish Perak
·
Alasan
digunakannya perak sebagai alat pembayaran
1.
Inflasi
2.
Harga emas yang terus melambung (Bullish)
3.
Rasio (perbandingan) nilai antara emas dan perak saat ini
sangat besar.
3.2 Saran
Dalam setiap pembayaran akan
memerlukan sebuah alat sebagai perantaranya. Salah satunya yaitu emas dan perak. Namun pada kenyataan sekarang ini, penggunaaan emas dan
perak dalam unsur instrinsik uang sudah mulai berkurang. Hal ini disebabkan
karena mahalnya bahan dasar penggunaan emas dan perak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar