Materi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Kehidupan seseorang tidak akan pernah bisa terlepas dari uang untuk memenuhi kebutuhannya. Uang yang digunakan dapat berupa uang logam atau uang kertas tergantung dari keperluan transaksi. Namun tidak semua orang mengetahui awal mula terbentuknya uang yang mereka pakai dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, akan dibahas mengenai perkembangan munculnya uang emas dan perak kususnya yang ada di Indonesia. Dengan harapan kita dapat mengetahui perkembangan uang emas dan perak yang ada di Indonesia, sehingga kita tidak hanya bisa memakainya saja namun juga mengetahui sejarah perkembangan uang di negara kita.
Melihat sejarah penemuan emas hingga emas pada jaman kerajaan di bumi Nusantara ini sangatlah jelas emas mempunyai peranan yang sangat penting sebagai simbol kekuasaan, kekuatan, kemakmuran dan kekayaan suatu kerajaan. Tak hanya saat ini, sampai dunia ini kiamat kemungkinan besar emas masih merupakan logam mulia yang memegang peranan penting koin emas kuno akan semakin mahal nilainya. Di indonesia uang logam sudah dipergunakan sebagai alat transaksi sejak zaman-zaman kerajaan dibuktikan dengan keberadaan uang logam yang bernama uang kepeng.dan pada zaman modern masih digunakan. Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru berbahan bimetal.
Dalam ilmu kimia, logam mulia adalah logam yang tahan terhadap korosi maupun oksidasi. Contoh logam mulia adalah emas, perak dan platina. Umumnya logam-logam mulia memiliki harga yang tinggi, karena sifatnya yang langka dan tahan korosi. Logam mulia sangat sukar bereaksi dengan asam. Sekalipun begitu, sebagian logam mulia (misalnya emas) dapat dilarutkan dalam akua regia, yaitu campuran pekat dari asam nitrat dan asam klorida. Semua logam mulia merupakan anggota dari logam transisi.
Logam mulia biasa digunakan sebagai perhiasan dan mata uang (emas, perak), bahan tahan karat (stainless) seperti lapisan perak, ataupun katalis (misalnya platina).

1.2         Rumusan Masalah
a.       Kapan emas dan perak ditemukan dan digunakan sebagai alat pembayaran ?
b.      Apa yang menyebabkan emas dan perak dapat menyelesaikan problematika mata uang?
c.       Mengapa emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran ?
1.3         Manfaat dan Tujuan
a.       Untuk mengetahui sejarah penggunaan emas dan perak sebagai alat pembayaran.
b.      Untuk mengetahui manfaat emas dan perak dalam penyelesaian problematika mata uang.
c.       Untuk mengetahui penggunaan emas dan perak sebagai alat pembayaran yang sah.















BAB II
PEMBAHASAN
                         
2.1     Sejarah Perkembangan Emas dan Perak
2.1.1  Sejarah Perkembangan Emas
·         Awal Penemuan Emas
Emas, logam mulia yang disukai semua orang diduga pertama kali ditemukan sekitar 4000 SM di sebuah peradaban di Eropa Timur. Saat itu diduga emas mulai digunakan sebagai bahan perhiasan. Kemungkinan besar emas ditambang dari Pegunungan Alpen Transilvania atau di Gunung Pangaion di Thrace, Bulgaria.
Penggunaan emas sebagai barang perhiasan juga ditemukan di Sumeria, Irak Selatan sekitar tahun 3000 SM. Pada tahun 2500 SM, di Abydos Mesir - ditemukan berbagai macam perhiasan terbuat dari emas pada makam Raja Zer - dinasti pertama Mesir. Pada tahun 1500 SM, Mesir sudah dianggap sebagai bangsa sangat kaya karena emasnya, bahkan koin emas berukuran 11,3 gram yang dikenal sebagai Shekel sudah dijadikan standard alat tukar perdagangan internasional.
Tak kalah menariknya bangsa Babilon menggunakan api sebagai cara untuk menguji kadar emas suatu perhiasan pada tahun 1350 SM. Sementara itu, bangsa Mesir menemukan cara memperpanjang umur emas dengan memasukkan emas pada suatu daun pada tahun 1200 SM. Kala itu mereka juga sudah mencoba mencampur emas dengan logam lain untuk meningkatkan kekerasan emas dan memberikan variasi warna. Mereka juga menemukan teknik penggunaan lilin untuk pembuatan perhiasan emas.
Sekitar tahun 1091 SM, koin kecil terbuat dari emas berbentuk persegi digunakan sebagai mata uang di daerah China. Pada tahun 560 SM, koin-koin pertama terbuat dari emas murni telah digunakan di Lydia, sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah Turki. Di bawah ini gambar salah satu koin emas yang digunakan di Lydia:

Sejak masa Alexander The Great (tahun 344 SM) emas digunakan sebagai lambang kejayaan atau kekuasaan. Alexander The Great menaklukkan dunia dari daratan Yunani, Laut Tengah, Mesir, Asia Minor, Persia hingga India Utara. Namanya diabadikan menjadi nama salah satu kota di Mesir yaitu Alexandria atau Iskandariyah. Pada saat menaklukkan Persia, Alexander The Great mengerahkan 41.000 pasukannya untuk mendapatkan lebih dari 50 ton emas.

·         Emas pada Jaman Kerajaan Nusantara
Emas pada Jaman Sriwijaya
Dalam bahasa Sansekerta, Sriwijaya, "Sri" berarti "bercahaya" dan "wijaya" berarti "kemenangan". Sriwijaya adalah kerajaan besar di abad ke-7 yang menguasai hampir seluruh kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Wilayah kekuasaan Sriwijaya mulai dari Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, Kamboja hingga Vietnam Selatan. Pendeta dari Tiongkok I-tsing yg melakukan perjalanan ke Sumatera pada tahun 671 melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha dan pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan.
Pulau Sumatera pada masa Sriwijaya disebut sebagai "Swarna dwipa" atau bumi emas karena kekayaan emas yang terkandung di bumi Sumatera. Saat itu kerajaan Melayu sangat kaya raya karena kekayaan emasnya. Tak heran Sriwijaya kemudian menaklukkan kerajaan Melayu sehingga Sriwijaya kemudian sangat kaya raya karena emasnya. Berbagai peninggalan emas ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, Jambi antara lain arca emas Avalokitecvara yang bergaya Malayu-Sriwijaya dan berbagai peninggalan lainnya yang terbuat dari emas.

Emas pada Jaman Kerajaan Mataram Kuno
Pada masa kerajaan Mataram Kuno emas juga merupakan simbol kemakmuran negara. Berbagai peninggalan kerajaan seperti mahkota yang terbuat dari emas ditemukan di wilayah Prambanan Klaten. Selain itu di bulan Agustus 2010 kita dikejutkan dengan raibnya koleksi perhiasan emas kerajaan Mataram Kuno di musium Sonobudoyo Jogja.
Selain berbagai macam arca, mahkota dan perhiasan emas ternyata kerajaan Mataram Kuno juga mempunyai mata uang koin emas sekitar tahun 850/860 Masehi. Koin-koin berbahan emas tersebut adalah:
1.        Masa (Ma), berat 2.40 gram
2.        Atak, berat 1.20 gram
3.        Kupang (Ku), berat 0.60 gram
4.        ½ Kupang (0.30 gram)
5.        Saga (0,119 gram).
Koin-join emas ini sangat kecil dengan satuan terbesar (Masa) hanya berukuran 6 x 6/7 mm saja.

Emas pada Masa Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Seperti halnya kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, tradisi mengagungkan emas sebagai lambang kekuasaan dan kemakmuran juga terjadi pada masa kerajaan Jenggala. Kerajaan Jenggala merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pada masa ini koin-koin emas mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya dari berbentuk kotak menjadi agak bundar. Pada saat itu karena uang kepeng Cina sangat banyak beredar, akhirnya dipakai secara resmi sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.

Emas pada Masa Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
Kerajaan Samudra Pasai di wilayah Aceh merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia ( tahun 1267). Hal ini didasarkan berita Marcopolo (tahun 1292); Ibnu Batutah (abad 13) dan batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297) yang merupakan Raja pertama Samudra Pasai. Selama 3 abad Samudra Pasai sangat maju dalam perdagangan internasionalnya. Saat itu kerajaan mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Sebagai bandar dagang yang maju, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad (1297-1326). Mata uang terbuat dari emas ini disebut Dirham atau Mas. Ukurannya kecil berdiameter 10-11 mm dan mempunyai berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar "Malik az-Zahir" atau "Malik at-Tahir".


Emas pada Masa Kerajaan Majapahit
Salah satu kerajaan terbesar di Nusantara adalah Majapahit. Menurut kakawin Negarakertagama (1365) karya empu Prapanca, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Filipina selatan, Maluku, Nusa Tenggara hinga Papua. Catatan yang berasal dari Italia mengenai Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone". Ia menyebutkan bahwa istana raja Majapahit sangat mewah dan mengagumkan, penuh bersepuh emas! Selain koin kepeng, penggunaan koin emas sebesar biji jangung juga mulai marak di jaman Majapahit. Mata uang emas yang banyak ditemukan di situs Majapahit, kebanyakan berupa uang "Ma", (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau terkadang dalam huruf Jawa Kuno. Selain "Ma" ditemukan juga koin emas satuan tahil, yang diawali dengan tulisan "ta" dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain uang "Ma" masih ada beberapa mata uang emas berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Hal ini seperti dilaporkan oleh Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa (Majapahit) orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang.
Koin emas pada jaman Majapahit
Melihat sejarah penemuan emas hingga emas pada jaman kerajaan di bumi Nusantara ini sangatlah jelas emas mempunyai peranan yang sangat penting sebagai simbol kekuasaan, kekuatan, kemakmuran dan kekayaan suatu kerajaan. Tak hanya saat ini, sampai dunia ini kiamat kemungkinan besar emas masih merupakan logam mulia yang memegang peranan penting koin emas kuno akan semakin mahal nilainya. Di indonesia uang logam sudah dipergunakan sebagai alat transaksi sejak zaman-zaman kerajaan dibuktikan dengan keberadaan uang logam yang bernama uang kepeng.dan pada zaman modern masih digunakan. Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia memiliki 15 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar 1000 rupiah.

2.1.2  Sejarah Perkembangan Perak
  Perak telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai baik sepadan pertukaran dan dekorasi dimulai dengan peradaban kuno. Sementara, perak digunakan jauh lebih awal untuk perhiasan, pedagang Mesopotamia perak dikumpulkan dalam pertukaran barang mereka sedini 700 SM Koin perak dan sejarah yang terkait dengan mereka telah memainkan peran ekonomi kunci dalam pengembangan dan pertumbuhan peradaban sejak penggunaannya di Babel dan Suriah. Nilai Silver berasal dari kelangkaan. Sementara, tidak jarang sebagai logam mulia lainnya seperti emas atau platinum, kelangkaannya dibandingkan dengan logam lain seperti tembaga dan bijih besi membuat perak bullion logam ideal untuk digunakan dalam mata uang. Sementara itu akan menodai dari waktu ke waktu, daya tahan sebagai logam membuatnya ideal sebagai mata uang abadi yang dapat dipertukarkan dari orang ke orang selama bertahun-tahun.
Ada banyak peradaban kuno yang dikenal untuk produksi koin perak mereka.. Koin Cina dianggap untuk usia mereka dan dikenal menjadi beberapa koin perak tertua yang tersedia. Mereka sering menggambarkan berbagai gambar kaisar dan dapat diidentifikasi sesuai dengan dinasti. Koin perak Yunani dikenal sebagai tangan digiling dan memiliki desain yang rumit banyak pada mereka. Koin ini hanya diproduksi dalam abad pertama orang Romawi mulai produksi koin perak sekitar 200 SM dan mereka dimodelkan metode mereka setelah pembuat koin Yunani. Suatu fakta yang menarik tentang koin Romawi adalah mereka tidak pernah bisa menggambarkan wajah seseorang yang masih hidup. Koin perak Islam dihasilkan setelah abad ke-7, ini termasuk Kekaisaran Ottoman. Banyak penguasa beberapa koin yang dihasilkan selama masa pemerintahan mereka sehingga berbagai macam gaya dapat dilihat dalam koin.
Penemuan Dunia Baru pada tahun 1492 adalah anugerah untuk Eropa dalam hal produksi perak.. Deposito utama perak ditemukan di Meksiko, Bolivia, dan Peru, dan masih ditambang saat ini. Pertambangan dan produksi perak begitu luar biasa pada waktu itu diperkirakan bahwa 25% dari pasokan perak dunia tersedia saat ini adalah tambang di periode 1492-1770. Ini adalah jumlah mengesankan pertambangan mengingat teknologi yang tersedia saat ini ditambah dengan kenyataan yang terutama deposito dekat dengan permukaan dipanen.
Koin perak membantu Amerika membangun ekonominya. Amerika Serikat pada tahun 1792 tetap harga perak dalam kaitannya dengan emas dan menjadikannya bagian dari mata uang negara. Model harga tetap ekonomi berarti bahwa nilai perak dapat dengan mudah dihitung dan tidak ada perlu khawatir tentang nilai bervariasi untuk perak sebagai di pasar saat ini. The American Eagle Dolar Perak itu dicetak dari masa ini sampai adalah penghentian di tahun 1965.
Perak Hari ini ditambang sebagai produk sampingan dari logam lainnya. Pertambangan perak ekstrak dari emas, seng, timah, dan tambang tembaga. Program daur ulang juga ada untuk mengisi sumber perak. Pada tahun 1986 US Mint mulai memproduksi Dolar Amerika Elang Perak lagi untuk kolektor koin. Silver masih luas dianggap sebagai logam mulia dan dianggap sebagai komoditas investasi yang besar oleh banyak orang.




2.2     Manfaat Emas dan Perak dalam Penyelesaian Problematika Mata Uang
Kaedah emas dan perak merupakan satu-satunya (sistem mata uang) yang mampu menyelesaikan problematika mata uang, menghilangkan inflasi besar-besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagangan internasional. Hal itu karena sistem emas dan perak memiliki keistimewaan ekonomi yang sangat banyak, di antaranya:
1.  Emas dan perak adalah barang yang proses (eksplorasi dan produksinya) mengharuskan adanya penelitian, memerlukan eksplorasinya, dan karena adanya permintaan sebagai pembayaran atas barang-barang dan jasa. Membekali dunia dengan mata uang (yang benar-benar intrinsiknya berharga-peny), bukan karena belas kasihan negara-negara penjajah seperti yang terjadi dalam sistem uang kertas biasa, dimana mereka mampu mengatasinya dengan menyalurkan uang ke pasar-pasar sekehendaknya, melalui cetakan (uang) tambahan setiap kali bermaksud memperbaiki neraca keuangan dan pembayaran dengan negara-negara lain.
2.  Sistem emas dan perak tidak menyebabkan dunia mengalami kelebihan (mata uang) secara tiba-tiba dengan bertambahnya peredaran mata uang, seperti yang biasa terjadi pada mata uang kertas. Ini karena mata uang (emas dan perak) bersifat tetap dan stabil, serta makin bertambah kepercayaannya.
3.  Sistem emas dan perak dapat menjaga neraca keuangan dengan memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional, dan perkara lain yang terkait tanpa campur tangan bank sentral. Seperti yang terjadi dewasa ini dengan intervensi (bank sentral) setiap kali nilai tukar tidak stabil diantara mata uang asing. Apabila (neraca) pendapatan bertambah dari barang-barang ekspor, hal ini akan meningkatkan pendapatan dari negara-negara lain berupa mata uang negara. Dan ini berarti akan meningkatkan arus masuk emas dan perak dari luar negeri. Akibatnya harga-harga di dalam negeri menjadi turun. Barang-barang produk dalam negeri menjadi lebih murah dibandingkan barang-barang impor. Pada akhirnya akan menurunkan volume barang-barang impor. Benar, negara merasa khawatir mengalami kekurangan cadangan emas dan perak jika defisit neraca pembayaran terus berlangsung. Dalam sistem uang kertas permasalahan ini ditanggulangi dengan cara mencetak uang kertas baru, setiap kali terjadi defisit neraca pembayaran. Sebab, tidak ada syarat (yang mengikat) untuk menerbitkan (uang kertas baru). Dan hal ini mengakibatkan semakin bertambah besarnya inflasi, serta menurunnya kekuatan (nilai) daya beli mata uang. Sedangkan di dalam sistem emas dan perak, negara tidak mungkin memperbanyaknya dengan menerbitkan mata uang kertas (baru), selama uang kertas (yang ada) mampu menukarnya menjadi emas dan perak dengan harga tertentu. Karena negara khawatir bahwa memperbanyak (mata uang) dengan menerbitkan (mata uang baru) akan meningkatkan permintaan akan emas, sementara negara tidak mampu menghadapi permintaan ini. Dan jika tidak (mampu dipenuhi) akan terjadi pelarian emas ke luar negeri. Hal ini berujung pada berkurangnya cadangan emas dan perak.
4Emas sebagai satu-satunya mata uang (negara Khilafah) mengakibatkan negara-negara lain tidak dapat mengontrol mata uangnya. Hal ini membawa keistimewaan yang luar biasa pada jumlah mata uangnya. Karena mata uang di negara (Khilafah) bisa mencukupi kebutuhan pasar akan mata uang yang beredar, tanpa melihat lagi apakah jumlahnya banyak atau sedikit. Barang-barang secara keseluruhan mengambil nilai tukar dengan mata uang. Dan bertambahnya produksi barang-barang berakibat turunnya harga barang-barang tersebut. Dalam sistem mata uang kertas, fenomena ini tidak bisa meningkatkan (nilai) mata uang, malahan akan menurunkan nilai beli dari mata uang. Dan ini menyebabkan inflasi. Berdasarkan hal ini jelas bahwa sistem emas dan perak tidak menyebabkan inflasi. Berbeda dengan sistem mata uang kertas yang makin bertambah keterbatasannya.

5Sistem emas dan perak akan memperlancar nilai tukar di antara mata uang asing dengan stabil. Karena setiap mata uang asing diukur dengan satuan tertentu dari emas dan perak. Dengan demikian dunia secara keseluruhan akan memiliki mata uang tunggal yang hakiki dari emas atau perak, walaupun mata uangnya berbeda-beda. Dunia akan menjalani perdagangan bebas, kelancaran peredaran barang dan harta di berbagai negara di seluruh dunia, kesulitan-kesulitan dengan pecahan uang dan mata uang berkurang. Hal ini mampu memajukan perdagangan internasional. Para pedagang tidak lagi khawatir dengan meluasnya perdagangan luar negeri, karena nilai tukar (mata uang) stabil.
6.  Sistem emas dan perak mampu memelihara kekayaan emas dan perak setiap negara. Tidak akan terjadi pelarian emas dan perak dari suatu negeri ke negeri lainnya. Negara tidak memerlukan alat kontrol untuk menjaga (cadangan) emas dan peraknya, karena kedua jenis uang itu (emas dan perak) tidak akan berpindah kecuali untuk pembayaran (harga) barang atau upah para pekerja.

2.3     Emas dan Perak Digunakan sebagai Alat Pembayaran
2.3.1  Alasan Digunakannya Emas sebagai Alat Pembayaran
·         Perak semakin hilang, Emas relatif tetap.
Pada skala industri, perak dianggap bukan sebagai logam mulia. Dengan kemajuan teknologi, aplikasi perak digunakan pada bidang yang sangat luas (industri, elektronik, perhiasan, kesehatan, militer) dan permintaan perak dari tahun ke tahun terus naik. Logam perak dicampur dengan logam lain untuk keperluan industri, jadi saat didaur ulang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memurnikan/mengambil peraknya saja, terlebih sifat perak yang mudah menyusut sehingga jarang perak hasil industri yang di daur ulang. Bila penggunaan perak ini terus meningkat maka di masa depan perak akan menjadi logam pertama yang akan habis. Berbeda dengan emas, penggunaan emas sangat kecil dalam bidang industri. Emas disimpan sebagai barang berharga (perhiasan) dan sifatnya lebih stabil. Walaupun emas 10 kali lebih langka dari perak saat ditambang namun di masa mendatang tidak mustahil perak 10 kali lebih bernilai daripada emas.
·         Bullish Emas lebih populer dibanding Bullish Perak
Dimana-mana media melaporkan harga emas terus meroket, sementara perak seperti diabaikan, padahal kenaikan perak jauh lebih seram dibanding emas.(silakan googling) Perak baru diexpose dimedia saat harganya jatuh. Hal ini membuat banyak orang yang masih takut untuk berinvestasi di perak. Padahal saat ini perak harganya masih terjangkau masyarakat luas. Perak merupakan emasnya orang miskin.


2.3.2  Alasan Digunakannya Perak sebagai Alat Pembayaran
·         Inflasi
Inflasi atau ialah menurunnya nilai uang terhadap barang dan jasa dikarenakan jumlah uang yang beredar meningkat. Untuk membeli sebuah sepeda motor pada tahun 1996 sebesar Rp.5juta. Saat ini untuk membeli sepeda motor yang sama membutuhkan uang sebesar Rp.15juta. Berarti telah terjadi inflasi sebesar 300%.
Mengapa uang kertas terkena inflasi, karena uang kertas dicetak tanpa batas (kebijakan politik atau ekonomi) dan tanpa dijamin oleh ketersediaan emas (misal 1 troy ounce emas senilai uang kertas $20). Sedangkan logam mulia bersifat kebal inflasi, dikarenakan memiliki nilai intrinsik (nilai bahan), jumlahnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui (suatu saat logam akan habis ditambang/digunakan).
Bila pada tahun 1996 uang sebesar Rp.5juta tersebut dibelikan logam mulia, dan saat ini logam mulia tersebut dijual dan dibelikan sepeda motor, pasti kita akan mendapatkan kelebihan atau keuntungan. Uang yang disimpan di bank baik tabungan atau deposito disamping terkena inflasi masih dipotong dengan biaya administrasi, pajak (untuk deposito). Logam mulia merupakan “Hedging” atau pagar pengaman dari inflasi dan “Safe Heaven” atau tempat berlindung yang aman dari kekacauan ekonomi, politik.
·         Harga emas yang terus melambung (Bullish)
Harga emas diperkirakan akan naik dan akan membentuk grafik eksponen, bukan lagi linier atau parabolic. Bila harga emas yang sudah terlalu tinggi akan memaksa investor yg tidak bisa lagi membeli (misal seorang karyawan, kenaikan harga emas tidak diikuti dengan kenaikan gaji) akan mencari alternatif pengganti media investasi mereka, yup, media yang ane maksud adalah perak. Saat ini emas telah diatas Rp.520.000,- per gram (ada yg meramalkan harga akan menembus satu juta per gram) sedangkan perak batangan lokal masih dibawah Rp.20.000,- per gram. Bagi agan yg sudah berkeluarga, tanpa perlu diskusi dengan istri bisa saja membeli perak 25 gram, hal yg berbeda bila kita membeli emas 25 gram.
·         Rasio (perbandingan) nilai antara emas dan perak saat ini sangat besar.
Saat ini perbandingan nilai antara emas dan perak sekitar 1:50, sedangkan rasio zaman Rasulullah antara dinar dan dirham sebesar 1:10 dan 1:12, artinya saat ini harga perak masih sangat-sangat murah dibandingkan emas, bila nanti emas harganya selangit perak pasti akan mengikuti dengan kenaikan yang mengerikan, ada yang bilang “Buy frickin silver in any shape or form while it is cheap, because silver is the investment of the decade.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a.       Penemuan Emas dan Perak serta digunakannya sebagai alat pembayaran
1.  Emas pada Jaman Sriwijaya
2.  Emas pada Jaman Kerajaan Mataram Kuno
3.  Emas pada Masa Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
4.  Emas pada Masa Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
5.  Emas pada Masa Kerajaan Majapahit
b.      Manfaat Emas dan Perak dalam penyelesaian problematika mata uang
1.  Emas dan perak adalah barang yang proses (eksplorasi dan produksinya) mengharuskan adanya penelitian, memerlukan eksplorasinya, dan karena adanya permintaan sebagai pembayaran atas barang-barang dan jasa.
2.  Sistem emas dan perak dapat menjaga neraca keuangan dengan memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional, dan perkara lain yang terkait tanpa campur tangan bank sentral.
3.  Emas sebagai satu-satunya mata uang (negara Khilafah) mengakibatkan negara-negara lain tidak dapat mengontrol mata uangnya.
c.       Emas dan Perak digunakan sebagai alat pembayaran
·         Alasan digunakannya emas sebagai alat pembayaran
1.      Perak semakin hilang, Emas relatif tetap.
2.      Bullish Emas lebih populer dibanding Bullish Perak
·         Alasan digunakannya perak sebagai alat pembayaran
1.        Inflasi
2.        Harga emas yang terus melambung (Bullish)
3.        Rasio (perbandingan) nilai antara emas dan perak saat ini sangat besar.



3.2 Saran
Dalam setiap pembayaran akan memerlukan sebuah alat sebagai perantaranya. Salah satunya yaitu emas dan perak. Namun pada kenyataan sekarang ini, penggunaaan emas dan perak dalam unsur instrinsik uang sudah mulai berkurang. Hal ini disebabkan karena mahalnya bahan dasar penggunaan emas dan perak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar